Gembala-kan-lah!

“Biarkan alam memprosesnya secara naluriah, jangan melakukan kesalahan dengan menarik akar tanaman hanya untuk melihat apakah tanaman itu terus tumbuh diwaktu malam. Pasti Tumbuh. Jangan takut!" 
Yap benar apa yang dituliskan Theron Dumo dalam bukunya Personal Magnetism, kalimat yang tepat menggambarkan bagaimana kita berproses dalam hidup, khususnya  berorganisasi. Dimanapun kita berada kita akan selalu masuk dalam suatu lingkup organisasi, baik berumah tangga dengan RT/RW-nya, masyarakat luas, ataupun suatu komunitas dengan visi yang sama. Organisasi erat dengan kehidupan sehari-hari kita, berinteraksi, komunikasi, regenerasi, maupun kaderisasi.  

Pada keadaan khusus –contoh dalam organisasi dinamis, setiap organisasi membutuhkan adanya proses yang harus berjalan setiap waktu minimal 1 tahun sekali yang kita kenal dengan proses regenerasi. Sebenarnya penggunaan kata regenerasi kurang tepat, sebab regenerasi dalam KBBI V merujuk pada ilmu biologi yakni penggantian alat yang rusak atau yang hilang dengan pembentukan jaringan sel baru. Istilah yang lebih tepat digunakan ialah Kaderisasi yaitu usaha pembentukan seorang kader –istilah yang diperkenalkan Lenin pada masa pembentukan Partai Komunis Soviet- secara terstruktur dalam organisasi yang biasanya mengikuti suatu silabus tertentu. Kader ialah orang atau kumpulan orang yang dibina oleh suatu lembaga kepengurusan dalam sebuah organisasi, baik sipil mapun militer yang berfungsi sebagai 'pemihak' dan atau membantu tugas dan fungsi pokok organisasi tersebut. 

Mengingat pentingnya proses kaderisasi yang harus disiapkan secara matang, pastinya harus melalui banyak tahapan guna memperoleh hasil terbaik. Tahap demi tahap dilalui. Tak jarang hasil tak sesuai harapan. Apalagi bagi kita yang telah menjalankan proses terlebih dulu (senior) melihat junior masih belum menunjukan kemampuan terbaiknya. Alhasil, yang didapatkannya tidak lebih baik dari saat kita melakukannya dulu. 

Seiring dengan berjalannya waktu, kita tidak harus mencabut akar hanya untuk melihat tanaman tersebut tumbuh diwaktu malam, kan? Yaa, hampir kita semua mengetahui bahwa proses tumbuh tanaman pada waktu malam. Jadi jangan melakukan hal yang sia-sia biarkan semuanya berproses secara alamiah. Tugas senior hanya memberikan arahan agar junior tidak keluar dari aturan dan mengubah hal-hal yang fundamental dalam organisasi dengan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan. Terkait cara pelaksanaan boleh berbeda tapi esensi tetap harus sama. Jangan takut. Semua akan tumbuh, entah harus disiram, menunggu hujan, atau tanaman tersebut dapat menyerap air sendiri jauh kedalam tanah laiknya pohon Jati. 

Biarkan saja, semua butuh proses, tak usah ikut campur. Mengutip Tiga Pagi dalam lagunya, “Hei Batu tua, jangan pernah mengukir mimpi menjadi seindah seelok permata. Hei Langit Jingga, jangan pernah mengusik malam walau sedikit berbeda, kau bukan dia!” Ada saatnya kita menjadi batu tua yang sia-sia, tak usah bermimpi setinggi langit. Atau lihat saja bedanya langit jingga dengan malam yang hanya berbeda sekitar kurang dari 2 jam, tetap saja keduanya berbeda. Sore dengan jingganya dan malam dengan hitamnya. Apalagi kita yang beda jarak berorganisasi bisa sampai 1 tahun, 3 tahun, bahkan hingga 30 tahun lebih. Semua sudah jauh jelas berbeda. Perkembangan zaman dan kemajuan teknologi tak dapat dipungkiri. Zaman berubah, tantangan pun akan selalu mengekor dibelakangnya. Pemahaman situasi dan kondisi sangat dibutuhkan untuk memaksimalkan nilai guna dari setiap organ yang masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan yang bermanfaat untuk saling melengkapi. 

Terimakasih Gopala Valentara. Semangat juang yang kau ajarkan takkan hilang, walau kelak terabaikan laiknya ilalang. Dan untuk Penggembala Muda, semoga kalian masih dapat bersinergi dengan para batu tua atau daun gugur lainnya. Tenang nikmati saja prosesnya, kami takkan mengganggu apa yang kalian ternak dan jaga. Selamat datang di Samudra!

Salam, GV-266/XXX

This entry was posted in . Bookmark the permalink.