ASIAN GAMES, ASIAN WAR
Ceritanya
lagi rame buat acara pembukaan Asian Games
besok, Sabtu 18 Agustus 2018. Energy of Asia,
tema yang diusung udah sangat tepat ngerinya. Bener semua energi di Asia terpusat di Indonesia buat perlombaan
yang mengusung tema “perang” dengan tuan rumah sah pemilik tanah, Bumi. Lah kok?
Gimana engga, ditiap tikungan jalan, trotoar, kolong jembatan, gedung mewah,
bahkan penutup-penutup proyek yang mangkrak bertebaran spanduk, banner, umbul-umbul dan semacamnnya
dengan kalimat yang senada nan membosankan “mari sukseskan blablabla…” apa gak
gila kita semua diajak mensukseskan “perang” ini?
Berapa
banyak biji plastik yang digunakan untuk buat banner? Berapa emisi yang digunakan saat produksi? Berapa asap kendaraan
untuk distribusi? Berapa bahan bakar minyak yang katanya berasal dari fosil itu,
habis untuk angkut api obor dari India? Atau limbah-limbah sablon produsen kaos
yang dibuang ke Kali Item? Itu baru pada tahap persiapan. Belum saat
pelaksanaan apalagi bubaran nanti.
Jarak
wisma atlit yang jauh ke Venue? Bahan
bakar lagi. Perluasan ganjil-genap? Gang depan rumah jadi macet deh. Kalo
polusi udara yaa udah jelas keliatan lah dari ulasan barusan, tapi ini sih yang
paling buat gondok, polusi suara dan
polusi mata.
Gini,
coba deh kalian duduk pejamkan mata sambil tarik nafas dalam-dalam lalu
keluarkan, haaahh~. Terus bayangin
duduk didepan stir mobil (kalo gak punya yaa motor), ceritanya berangkat pagi
banget nih jam 4 subuh biar gak macet jadi bawanya kalem sambil dengerin hmm hmmm Nisa Sabyan. Eh tiba-tiba diteloletin pak polisi, diteriakin suruh
minggir “permisi-permisi jagoan mau lewat, kalo gak dikasih urusan bisa gawat”
sambungnya. Apa gak kezelll. Kalo polusi
mata? Yaa, itu muka-muka para politisi yang ngintil
di spanduk ga enak dipandang. Sungguh. Mau terkenal? Manjat tiang bendera
sana!
Terus
kemana kementerian-kementerian yang sering mengampanyekan gerakan bebas kantong
plastik? Atau waralaba kuliner yang bebas sedotan? Yang didepan kasirnya ngasih
tau ribuan ton sedotan mengalir ke samudra menghilangkan populasi jutaan biota
laut. Eh tapi tapi, pakai banner
dengan tulisan yang sama, dengan bahan yang sama, dan dengan vendor yang sama. Halah
preett!
Yaa
jadi deh, Ibu bumi yang jadi korban terus-menerus. Sebenernya, orang-orang Asia
yang menjunjung tinggi nilai-nilai ke-Timur-an tuh, mikir gak yaa? Terus siapa
yang harus tanggungjawab? Mbuh~
Post a Comment